Fenomena ‘Laut Terbelah’ di Pantai Lariti, Bima Ditinjau dari Kacamata Oseanografi





Anda pasti familiar dengan cerita tentang tongkat Nabi Musa yang bisa membelah Laut Merah di Mesir. Tak perlu jauh-jauh sampai ke Timur Tengah, ternyata fenomena laut terbelah juga terjadi di Indonesia. Tepatnya di Pantai Lariti yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Bima, tepatnya di Desa Soro, Kecamatan Lambu Sape, Nusa Tenggara Barat. Selain di indonesia, fenomena laut terbelah ini juga terjadi di beberapa negara lain di dunia. Seperti di Pulau Jindo, Korea Selatan dan Kanada.

Lalu bagaimana fenomena itu bisa terjadi? Bagaimana pendapat pakar oseanografi tentang fenomena ini?. Berikut penjelasannya.

Faktor Penyebab Laut Terbelah

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena  Laut Terbelah di Bima, Jindo dan Kanada yaitu struktur geomorfologi dan pasang surut.

1. Struktur Geomorfologi dari Daratan

Geomorfologi Pantai Lariti yang terbelah dulunya adalah sebuah daratan yang menyatu. Namun karena adanya proses pengikisan menyebabkan struktur daratan mengalami penurunan sehingga terlihat tidak menyambung atau terpisah.

2. Pasang Surut

Pasang surut (pasut) adalah naik turunnya muka air laut disebabkan oleh gaya tarik (gravitasi) bulan/matahari dimana gaya tarik bulan lebih besar pengaruhnya dibanding gaya tarik matahari. Ketika air laut dalam kondisi surut, daratan yang tadinya tidak terlihat akan terlihat muncul ke permukaan sehingga tampak seperti laut yang terbelah.

Bagaimana dengan Laut Terbelah dalam Kisah Nabi Musa AS?

Menurut para ilmuwan, fenomena laut terbelah dalam kisah Nabi Musa AS disebabkan karena adanya tiupan angin dari arah timur yang lurus dan sangat kencang yang menyeret air dari permukaan hingga dasar. Sehingga air terdorong hingga dasar lautnya menjadi kering. Fenomena ini diperkirakan berlangsung selama 12 jam. Hingga saat ini fenomena Laut Terbelah di jaman Nabi Musa AS belum pernah terjadi lagi.

Perbedaan Karakteristik Pasang Surut di Bima, Jindo dan Kanada

         Ketiga tempat yang telah disebutkan diatas yang mengalami fenomena laut terbelah sama-sama memiliki tipe pasang surut semi diurnal namun memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut rincian informasi lengkapnya. 


Karakteristik

   Tipe Pasang Surut
Tunggang Pasut
(Beda Pasang Tertinggi & Surut Terendah)
Pantai Lariti, Bima, NTB
Campuran Cenderung Semi Diurnal
(Dalam sehari terjadi minimal 2x pasang dan 2x surut, namun tinggi pasang/ surut tidak sama persis)



2,2 meter
Pulau Jindo, Korea Selatan
Semi Diurnal
(Dalam sehari terjadi 2x pasang dan 2x surut)

6,7 meter
Pulau Minister, Brunswick, Kanada
Semi Diurnal
(Dalam sehari terjadi 2x pasang dan 2x surut)

6,98 meter
Sumbe: MCDL KKP, 2018

Narasumber : 
Dr.-Ing. Widodo S. Pranowo
(Peneliti Madya Bidang Oseanografi Terapan, Pusat Riset Kelautan KKP)

Comments

Popular posts from this blog

Tips Sukses Bisnis Kuliner ala Founder Baba Rafi Enterprise

Review N'Pure Centella Asiatica Face Primer Serum

Penting! Tips Lolos SKD CPNS Yang Perlu Kamu Ketahui